Sunday, August 5, 2012

Titik 3 Pulau Pramuka Kepulauan Seribu

Pulau Pramuka adalah salah satu gugusan Kepulauan Seribu yang merupakan pusat pemerintahan kabupaten administrasi Kepulauan Seribu. Dengan menempuh jalur laut selama 2,5 jam dari Muara Angke dengan menggunakan kapal transportasi kita akan sampai di dermaga Pulau Pramuka. Kapal transportasi ini berangkat setiap harinya pukul 07:00 dan 13:00 baik dari Muara Angke atau Pulau Pramuka.

Pulau Pramuka sendiri merupakan pulau berpenduduk yang mulai berkembang menjadi daerah pariwisata beberapa tahun belakangan ini karena keindahan alam di sekitar pulau ini dan penduduk yang ramah. Jernihnya air laut yang biru, terumbu-terumbu karang yang indah dan pulau pasir putih di sekitar membuat setiap orang yang pernah pergi ke pulau ini ingin kembali lagi ke Pulau Pramuka.

Sebagai pusat pemerintahan Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka memiliki fasilitas-fasilitas yang diperlukan warga atau wisatawan mulai dari tempat penginapan(homestay), rumah makan, rumah sakit, masjid, lapangan olahraga, dll.. Fasilitas yang ada terawat dengan baik sehingga akan memberikan kenyamanan pada wisatawan yang berkunjung ke pulau ini. Di dalam Pulau Pramuka sendiri terdapat sebuah penangkaran Penyu Sisik yang di kepalai oleh Bapak Salim. Penyu-penyu ini dikembangbiakan dan di rawat dalam satu area ini. Para wisatawan dapat menyentuh langsung penyu-penyu ini untuk mendapatkan wawasan mengenai penyu ini. Apabila penyu-penyu ini sudah cukup umurnya, maka mereka akan dilepaskan di tepi pantai.

Yang luar biasa dan membuat kita lebih nyaman di pulau ini adalah keramahan penduduk sekitar yang sering membantu, menyapa dan tersenyum kepada para wisatawan. Memang sudah menjadi kebiasaan penduduk sekitar untuk saling membantu sesama karena hubungan persaudaraan masih sangat dekat antara warga yang satu dan yang lain. Maka jangan heran apabila suatu hari Anda kembali lagi ke Pulau Pramuka penduduk pulau ini akan menyapa Anda walaupun Anda sudah lupa kepada mereka :)

Yang menjadi poin utama dari wisata Pulau Pramuka ini adalah gugusan terumbu karang yang tersebar di sekitar Pulau Pramuka. Dengan menggunakan baju pelampung, sepatu katak, masker dan snorkle kita akan bisa melihat keindahan terumbu karang berwarna-warni secara langsung dan ikan-ikan hias yang berenang di terumbu karang juga sangat indah. Pengalaman Anda snorkling di Pulau Pramuka akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan dalam hidup Anda.

1 comment:

  1. Pada 12 Mei bertempat di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta telah diselenggarakan puncak perayaan Coral Day. Acara tersebut diisi dengan berbagai kegiatan seperti bersih-bersih laut, lelang adopsi karang, pembuatan Jakarta Coral Garden, pendidikan lingkungan hidup dan lomba melukis layangan untuk anak-anak, festival layang-layang, gerakan bersih pantai serta penanaman bakau.
    Coral Day merupakan inisiatif gerakan penyelamatan terumbu karang yang telah dimulai sejak tahun 2010 yang diusung oleh beberapa organisasi termasuk Telapak. Tahun ini tanggal untuk Coral Day nasional telah ditetapkan yaitu pada tanggal 8 Mei melalui konferensi pers di Cafe Sarongge, Utan Kayu, Jakarta. Tema Coral Day tahun ini adalah Save Our Seribu Island. Pulau Pramuka dipilih sebagai lokasi puncak perayaan Coral Day. Lokasinya yang masih termasuk dalam ibukota negara tidak lantas membuat pulau ini lepas dari masalah. Terumbu karang di perairan Kepulauan Seribu terancam dengan sampah.

    Nurrohim atau yang akrab disapa Komeng, Ketua Elang Ekowisata sekaligus Ketua Panitia Lokal Coral Day mengakui,”Masalah sampah di pulau ini memang sudah kritis. Kita tidak memiliki sistem pengelolaan yang baik dan kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya mungkin masih kurang. Selain sampah pulau, kami di pulau juga menghadapi masalah sampah yang datang dari hulu.”

    Salah satu agenda acara dalam Coral Day adalah underwater clean up. Beberapa relawan penyelam yang melakukan bersih-bersih laut mengakui kondisi laut yang tertutup sampah. Meskipun sudah ada kegiatan bersih-bersih masih banyak sampah di laut yang belum terangkat. Sekitar 15 jaring berisi sampah-kebanyakan sampah plastik-berhasil dikumpulkan. Ery Damayanti, Koordinator Coral Day mengatakan,”Pengelolaan sampah di Pulau Pramuka harus menjadi prioritas. Sebenarnya target kita adalah adanya pengelolaan sampah yang terintegrasi di pulau, dimana masyarakat bisa mengolah sendiri sampah-terutama plastik- untuk kemudian dapat diolah dan dimanfaatkan kembali.”

    Masalah sampah di pulau tidak hanya menjadi tanggung jawab penduduk pulau tapi juga penduduk yang tinggal di perkotaan. Sebagian sampah plastik yang ada di pulau merupakan sampah yang berasal dari hulu. Kepulauan Seribu menerima sampah dari muara sungai-sungai yang mengalir di kota Jakarta. Sarwono Kusumaatmadja, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan pada saat konferensi pers Coral Day mengatakan,"Sampah yang Anda buang ke sungai itu berakhirnya ke laut juga. Maka masalah ini juga menjadi tanggung jawab penduduk yang tinggal di kota."

    Jakarta Coral Garden

    Setiap tahunnya pada saat Coral Day dilakukan transplantasi karang untuk membuat Coral Garden. Tahun ini, Jakarta Coral Garden yang dibuat merupakan miniatur dari ikon kota Jakarta yaitu Monumen Nasional. Jakarta Coral Garden ini diharapkan menjadi langkah awal untuk rehabilitasi karang di perairan sekitar Pulau Pramuka dan di saat yang bersamaan juga dapat menjadi objek pariwisata.

    Masyarakat yang berkunjung ke Pulau Pramuka dapat melakukan adopsi karang untuk menambah kecantikan Jakarta Coral Garden. Dengan mengadopsi karang, pengunjung telah berpartisipasi untuk melestarikan terumbu karang dan berkontribusi untuk lingkungan. Selain itu masyarakat lokal juga mendapatkan keuntungan dan dapat memonitor perkembangan dan menjaga terumbu karang yang ada di sekitar tempat tinggalnya.

    Konsep adopsi coral ini memungkinkan masyarakat yang mungkin tinggal jauh dari laut untuk juga bisa ikut beraksi untuk kelestarian terumbu karang. Masyarakat lokal yang tinggal di pulau bisa menjadi pelaku utama untuk mengelola karang-karang yang diadopsi. Dengan demikian kelestarian lingkungan dapat terjaga dengan baik, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan ekonomi dan aktif menjaga lingkungan yang ada di sekitar mereka. Hal ini sesuai dengan visi Telapak dimana masyarakat bisa mengelola sendiri sumber daya alam yang ada di sekitar mereka secara mandiri dan berkelanjutan.
    ( sumber : telapak.org )

    ReplyDelete

Para Sahabat